Rabu, 30 Mei 2012

Suzuki Ertiga Indonesia 2012



Jumat, 30 Maret 2012

Honda Vario Techno 125 PGM FI (2012)



Sabtu, 10 Maret 2012

Strategi Pemasaran Samsung Dalam Pasar Smartphone Dan Android Di Indonesia




PT Samsung Electronics Indonesia (SEIN) menyegarkan line up produk Galaxy Series. Selain mengungkap fitur-fitur Android yang belum banyak dimanfaatkan oleh pengguna, Samsung juga memastikan strategi mereka tahun ini yang akan terus berfokus pada segmen Android. Kenapa? Karena Android memiliki banyak fitur-fitur yang sebenarnya penting dan menarik, tapi justru jarang dilirik. Misalnya saja fitur pengenal ucapan (voice recognition) yang memungkinkan perangkat Android mengenali dan mengidentifikasi kata-kata yang kita ucapkan. 

Hasilnya bisa dimanfaatkan untuk banyak hal. Yang paling umum adalah menampilkannya dalam bentuk tulisan,misalnya saat akan melakukan search di Google sehingga tidak repot mengetik. Kedua, voice recognition juga dapat digunakan sebagai sebuah komando untuk melakukan suatu pengerjaan. Nah, ini yang unik. Karena ternyata banyak sekali fungsi yang bisa dilakukan dengan komando suara ini

Misalnya saja melakukan panggilan otomatis di daftar kontak dengan menyebut namanya saja. Ini berguna ketika pengemudi sedang menyetir sehingga tidak perlu menyorot ke daftar kontak. Kemudian, voice recognition juga bisa dimanfaatkan untuk menerjemahkan bahasa melalui aplikasi Google Translate
"Misalnya saja anda sedang berada di China, dan ingin bertanya arah kepada seseorang yang tidak bisa berbahasa Inggris. Cukup aktifkan saja voice recognition, kemudian minta ia berbicara di ponsel. Ucapannya akan ditranslasikan secara otomatis ke bahasa Indonesia,” kata Lucky
Pemanfaatan lainnya adalah untuk melakukan navigasi peta atau mendeteksi lagu tertentu dan kemudian mencari judul lagu bahkan liriknya. Selain suara, Android juga dapat memaksimalkan fungsi hardware seperti kamera melalui aplikasi Google Goggles. Google Goggles dapat melakukan pencarian (Google Search) melalui gambar, bukan kata. 

Aplikasi tersebut mampu mengidentifikasi benda, barcode, QR code, tulisan, bahkan memecahkan permainan Sudoku. Cara kerjanya cukup mudah. Tinggal jalankan aplikasi Google Goggles, cari objek yang ingin dipotret, lantas software Google akan menganalisis jepretan Anda dan menampilkan hasilnya. 
”Jika kebetulan Anda berada di Rusia dan bingung membaca petunjuk jalan dalam bahasa Rusia, potret saja petunjuknya, dan Google bisa menerjemahkannya,” ujar Lucky. 
Memang, hasil pencarian dari Google Goggles ini tidak bekerja untuk binatang, tanaman, makanan, mobil ,atau perabot. Namun, semakin lama hasil pencariannya semakin akurat. Dan, ke depannya apa yang Anda ingin tahu tak perlu diketik di Google Search, melainkan cukup memotretnya. 

Dalam kesempatan tersebut, Samsung juga mengungkap soal optimisme di lini smartphone. Product Marketing Senior Manager UMP Business Departmen Samsung Indonesia Fabian Kayatmo menuturkan, sistem operasi Android dengan 200.000 aplikasi di market sudah menjadi nomor satu pada akhir 2010. 

Meski saat ini jumlahnya di Indonesia masih kecil, pertumbuhannya dari bulan ke bulan terus meningkat. Pada Februari 2011 saja pertumbuhan ponsel Android mencapai 8%. Samsung bersiap menyambut pasar Android ini dengan keluarga Galaxy. Menurut Fabian, Strategi Pemasaran yang di usung Samsung tahun ini lebih pada customer-centric, atau berdasar pada kebutuhan dan keinginan konsumen. 

Selain itu, value added service (VAS) juga terus dipush, dengan penyebaran teknologi baru dari Samsung Hub.”Kami sedang menyiapkan Music Hub, Reader Hub, serta Game Hub,” ujar Fabian. 

Sejauh mana posisi Samsung di Indonesia? Cukup kokoh. Di pasar tablet misalnya, survei GFK menunjukkan bahwa Samsung Galaxy Tab memakan secara rakus 60% market share tablet. Head of Marketing HHP Division Eka Anwar menyebut bahwa sejak dipasarkan pada Oktober 2010 silam, Samsung Galaxy Tab (SGT) sudah terjual lebih dari 10.000 unit. Jika 1 unitnya dipasarkan Rp 6 juta, maka pemasukan Samsung di Indonesia dari Galaxy Tab saja mencapai Rp 60 miliar. 

Padahal, Samsung Galaxy Tab hanya bagian kecil dari line up produk smartphone Samsung yang terbilang cukup lengkap dan menyasar semua segmen, baik itu pebisnis, lifestyle maupun anak muda. Di pasar entry level, misalnya, ada Samsung Galaxy Mini, Samsung Galaxy Fit dan Samsung Galaxy Gio. Untuk level menengah dan profesional, dihadirkan Samsung Galaxy Pro dan Samsung Galaxy Ace. Segmen premium sendiri masih diisi oleh Samsung Galaxy S 

Strategi Pemasaran Samsung




Kira-kira sepuluh tahun yang lalu, Samsung masih dikenal sebagai perusahaan yang memproduksi televisi dan microwave dengan harga murah. Bahkan saat krisis ekonomi yang melanda Asia termasuk Korea Selatan, Samsung hamper bangkrut. Namun sekarang Samsung adalah perusahaan paling dikenal dan paling dihormati oleh kalangan industri di seluruh dunia. Samsung termasuk dalam Top 20 brands versi majalah businessweek dan interbrand, melampaui peringkat rivalnya Sony. Samsung juga termasuk Top 20 Innovative Companies di dunia bersama-sama sejumlah merek terkemuka lainnya seperti Apple, Nokia, Toyota, GE, Microsoft, P&G, BMW, dan sebagainya. 

Samsung juga berkeinginan untuk berdiri sama tinggi dengan perusahaan-perusahaan dari Jepang. Pada tahun 2002, majalah Times pernah menulis bahwa Samsung pernah berkeinginan untuk menyalip Sony dalam masalah brand recognition pada tahun 2005. Sejak awal 2000-an ini, Samsung bukan lagi sekedar memproduksi versi murah dari sejumlah produk buatan jepang, terutama Sony. Samsung telah berhasil memproduksi produk-produk yang memang di butuhkan dan diinginkan konsumen. Pada tahun 2003, Samsung telah berhasil meraih market leadership pada sejumlah rangkaian produk digital consumer electronic. Antara lain pada perangkat telepon seluler, LCD display, flash memory, televise layar lebar, DRAM chips, MP3 player, DVD player, dan oven microwave. 

Pada tahun 2004, Samsung telah mendekati rival terdekatnya, Sony. Sebagai perusahaan consumer electronic terkemuka di dunia. Samsung bahkan telah menjadi produsen terkemuka dari berbagai perangkat digital, dan pada tahun 2005, berdasarkan laporan Koran New York Times, nilai saham Samsung menunjukan tren yang terus meningkat sejak tahun 2001 sampai akhir 2004, sementara saham Sony justru menunjukkan tren yang menurun. Akibatnya, kapitalisasi pasar Samsung pun cenderung meningkat, dan kapitalisasi pasar Sony sebaliknya. Paling tidak dari peristiwa Samsung yang dapat mengejar Sony, dapat ditarik pelajaran yang sangat berharga, yaitu dalam hal transformasi, branding, dan inovasi. 

Dalam hal transformasi Samsung berhasil melakukan corporate turnaround pada akhir tahun 1999, setelah sesaat krisis ekonomi asia mulai reda. Samsung berhasil melakukan restrukturisasi keuangan, focus pada masalah profit atau cashflow dengan lebih mementingkan masalah profit dari pada pangsa pasar atau angka-angka produksi dan ekspor, melakukan perampingan organisasi dan proses(streamlining), dan diversifikasi produk. 

Transformasi ini juga terjadi pada masalah budaya perusahaan. Vice chairman dan CEO Samsung, jong-yong yun , telah menciptakan budaya paranoid. Ia berhasil menciptakan sense of crisis untuk mendorong perubahan. Ia bahkan berpendapat, jika segala sesuatunya berjalan dengan lancer, maka pasti ada yang salah. 

Sementara dalam soal branding, Samsung mati-matian berupaya mempopulerkan brandnya dan meningkatkan brand equitynya, sehingga tidak dipersepsikan lagi sebagai produk yang sekedar murah namun kualitasnya diragukan. Salah satu kampanye Samsung yang tekenal adalah. “Samsung DigitALL” ini salah satu kampanye branding yang dilakukan Samsung agar brand Samsung diasosiasikan dengan segala produk digital. 

Dalam soal branding, Samsung mensponsori sejumlah even olah raga, termasuk olimpiade. Masih dalam soal sponsorship ini, Samsung juga bekerja sama dengan tim Chelsea. Sementara dalam masalah inovasi, ada enam hal yang dilakukan Samsung, yaitu : inovasi produk, inovasi teknologi, inovasi pemasaran, inovasi biaya, inovasi manajemen global, dan inovasi budaya organisasi. Keenam inovasi ini dilakukan secara sinergis sehingga mampu menciptakan produk yang unggul dan diterima konsumen. 

Bagaimana Dengan Strategi Pemasaran Samsung di Indonesia? 

Strategi pemasaran global sangat diperlukan dalam perdagangan internasional. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan suatu negara, dan membuat produk yang dihasilkan dapat diterima dan banyak digemari oleh konsumen negara lain. Strategi pemasaran global pada prinsipnya sama dengan strategi pemasaran pada umumnya, namun cakupannya lebih luas karena skala internasional, dan konsumen yang mencakup masyarakat dunia. Dalam kaitannya dengan perdagangan internasional, kebijakan negara untuk perdagangan, serta hubungan antar negara yang melakukan perdagangan tersebut, tentunya tidak lupa diperhatikan. 

Indonesia memiliki hubungan yang sangat baik dengan Korea Selatan sejak tahun 60-an. Kerjasama ke dua negara ini banyak berlangsung dalam bidang perekonomian dan perdagangan. Indonesia banyak mengekspor barang ke Korea Selatan. Dan Korea Selatan juga mengekspor barang ke Indonesia terutama produk industri berat berbasis teknologi, seperti elektronika. Produk Korea Selatan yang diimpor oleh Indonesia, disebarluaskan dengan berbagai strategi pemasaran. 

Secara umum, strategi pemasaran Samsung untuk memasarkan produk adalah dengan strategi yang didasarkan pada differensiasi produk, dan penentuan posisi pasar yang tepat dan terarah, membuka perusahaan anak di negara yang bersangkutan serta dengan menggunakan sole agent importer. Secara spesifik, strategi pemasaran bergantung kepada perusahaan anak di masing-masing negara. P.T Samsung Electronics Indonesia merupakan perusahaan anak di Indonesia, yang juga menggunakan soleagent importer. 

Produk Samsung diimpor langsung dari Korea Selatan, dan kemudian disebarluaskan di Indonesia dengan strategi penentuan posisi pasar dan bauran pemasaran, yang didasarkan pada strategi differensiasi produk. Produk yang inovatif, harga yang seragam, dan sesuai dengan produk yang dipasarkan, saluran distribusi dengan dua agen besar, promosi dengan above the line dan bellow the line, serta pelayanan yang memuaskan, membuat produk Samsung diminati oleh banyak masyarakat Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya penjualan produk Samsung dari tahun ke tahun

Jumat, 09 Maret 2012

Yamaha Mio Fino Indonesia (2012)